Tampilkan postingan dengan label politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label politik. Tampilkan semua postingan
Puisi Sukmawati yang Cukup Mengusik Umat Islam
Apa kabar Indonesia menyoal puisi Sukmawati
Respon fahri hamzah di CNN indonesia
masalahnya adalah puisi ini mengandung kata pembandingan yang tidak sesuai, yaitu tidak tepat membandingkan budaya dengan simbol agama yang dianggap suci.
Sukmawati dianggap sering memberikan respon yang sinis terhadap konteks agama. Menurut fahri seharusnya sukmawati sebagai budayawati harus banyak berdialog dengan yang lain untuk mengungkapkan kegalauan atau kegelisahan yang dirasakan.
menarik tanggapan yang diutarakan oleh fahri hamzah.
dan tanggapan yang viral di medsos oleh ustadz felix siauw yang cukup terusik, dengan puisi sang budayawati yang dianggap puisi yang tidak bermakna oleh sang ustadz. Sebuah ungkapan kejujuran seseorang yang tidak paham mengenai syariat Islam. Dianjurkan ya dialog dan belajar.
Adzan panggilan sholat, panggilan Allahuakbar diulang sampai enam kali, dan Indonesia merdeka seruan Allahuakbar.
satu hal membenturkan dengan adanya narasi Islam dengan Indonesia, seolah Islam harus dipisahkan dengan Indonesia, ini adalah narasi yang selalu diulang-ulang yang sangat berbahaya.
dan ini respon politis muda AHY
"Saya menyesalkan puisi (Sukmawati Soekarnoputri) itu. Isinya menyinggung sebagian besar masyarakat kita, terutama umat Islam," kata AHY di sela-sela kegiatan Sambang Jatim di Pasuruan, Jawa Timur, pada Selasa, 3 April 2018.
AHY sendiri mengaku terusik dengan isi puisi Sukmawati itu. Menurutnya, puisi tersebut tidak tepat dan bisa memancing reaksi masyarakat. Kata dia, membandingkan suara azan dengan kidung sangat melukai umat Islam.
"Saya pribadi juga tidak setuju, dan terus terang merasa terganggu ketika ada kalimat-kalimat yang membandingkan antara suara azan dengan suara kidung, misalnya. Karena menurut saya itu tidak pada tempatnya," lanjut putra sulung Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Kendati jadi polemik dan liar, AHY meminta masyarakat agar tidak terpancing apalagi terprovokasi. Masyarakat harus jeli dan hati-hati dalam menanggapi sebuah isu sehingga tidak mudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin menggangu persatuan dan kesatuan bangsa.
© Disediakan oleh PT VIVA MEDIA Baru
Ketua Umum PNI Marhaenisme Sukmawati Soekarnoputri.
"Saya menyerukan kepada seluruh komponen masyarakat agar bisa menjaga diri, menahan diri agar tidak terpancing provokasi-provokasi yang mungkin dilancarkan oleh pihak tertentu, yang mencoba menggunakan isu puisi ini dikaitkan dengan isu SARA dan politisasi yang berlebihan," kata AHY.
Sukmawati membacakan puisi 'Ibu Indonesia' dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Indonesia Fasion Week di Jakarta beberapa waktu lalu. Puisinya jadi polemik karena terdapat kalimat yang dinilai menyinggung syariat Islam, yakni membandingkan kidung dengan azan.
Respon fahri hamzah di CNN indonesia
masalahnya adalah puisi ini mengandung kata pembandingan yang tidak sesuai, yaitu tidak tepat membandingkan budaya dengan simbol agama yang dianggap suci.
Sukmawati dianggap sering memberikan respon yang sinis terhadap konteks agama. Menurut fahri seharusnya sukmawati sebagai budayawati harus banyak berdialog dengan yang lain untuk mengungkapkan kegalauan atau kegelisahan yang dirasakan.
menarik tanggapan yang diutarakan oleh fahri hamzah.
dan tanggapan yang viral di medsos oleh ustadz felix siauw yang cukup terusik, dengan puisi sang budayawati yang dianggap puisi yang tidak bermakna oleh sang ustadz. Sebuah ungkapan kejujuran seseorang yang tidak paham mengenai syariat Islam. Dianjurkan ya dialog dan belajar.
Adzan panggilan sholat, panggilan Allahuakbar diulang sampai enam kali, dan Indonesia merdeka seruan Allahuakbar.
satu hal membenturkan dengan adanya narasi Islam dengan Indonesia, seolah Islam harus dipisahkan dengan Indonesia, ini adalah narasi yang selalu diulang-ulang yang sangat berbahaya.
dan ini respon politis muda AHY
"Saya menyesalkan puisi (Sukmawati Soekarnoputri) itu. Isinya menyinggung sebagian besar masyarakat kita, terutama umat Islam," kata AHY di sela-sela kegiatan Sambang Jatim di Pasuruan, Jawa Timur, pada Selasa, 3 April 2018.
AHY sendiri mengaku terusik dengan isi puisi Sukmawati itu. Menurutnya, puisi tersebut tidak tepat dan bisa memancing reaksi masyarakat. Kata dia, membandingkan suara azan dengan kidung sangat melukai umat Islam.
"Saya pribadi juga tidak setuju, dan terus terang merasa terganggu ketika ada kalimat-kalimat yang membandingkan antara suara azan dengan suara kidung, misalnya. Karena menurut saya itu tidak pada tempatnya," lanjut putra sulung Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Kendati jadi polemik dan liar, AHY meminta masyarakat agar tidak terpancing apalagi terprovokasi. Masyarakat harus jeli dan hati-hati dalam menanggapi sebuah isu sehingga tidak mudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin menggangu persatuan dan kesatuan bangsa.
"Saya menyerukan kepada seluruh komponen masyarakat agar bisa menjaga diri, menahan diri agar tidak terpancing provokasi-provokasi yang mungkin dilancarkan oleh pihak tertentu, yang mencoba menggunakan isu puisi ini dikaitkan dengan isu SARA dan politisasi yang berlebihan," kata AHY.
Sukmawati membacakan puisi 'Ibu Indonesia' dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Indonesia Fasion Week di Jakarta beberapa waktu lalu. Puisinya jadi polemik karena terdapat kalimat yang dinilai menyinggung syariat Islam, yakni membandingkan kidung dengan azan.
Syi'ah Meningkat di Kalangan Sunni Gaza, Sunni Meningkat di Provinsi Iran
Syi'ah Meningkat di Kalangan Sunni Gaza, Sunni Meningkat di Provinsi Iran
Al Furqan – Jumat, 15 April 2011 16:56 WIB
link : https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/syi-ah-meningkat-di-kalangan-sunni-gaza-sunni-meningkat-di-provinsi-iran.htm#.WFjbY1yoOtY
#caritahu
Jumlah kaum Syi’ah meningkat di Jalur Gaza, yang memiliki mayoritas
penduduk Sunni, sebuah website Iran melaporkan pekan lalu. Iran, di sisi
lain, teriritasi oleh kenaikan dalam jumlah muslim Sunni di provinsi
Khuzestan barat daya Iran, yang memiliki mayoritas penduduk Arab.link : https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/syi-ah-meningkat-di-kalangan-sunni-gaza-sunni-meningkat-di-provinsi-iran.htm#.WFjbY1yoOtY
#caritahu

Sebuah laporan yang serupa oleh Agence-France Press mengatakan bahwa sejumlah besar warga Gaza telah dimurtadkan menjadi Syiah dalam beberapa tahun terakhir, sinyal ini menjadi tanda yang jelas dari peningkatan pengaruh Iran di antara warga Palestina.
Negara-negara Arab telah lama menuduh Iran menghasut kebencian dan memicu ketegangan sektarian di antara masyarakat mereka.
Penguasa Hamas, sementara itu, sangat berhati-hati berurusan dengan para muslim Sunni yang murtad menjadi Syiah, agar tidak membahayakan hubungan mereka dengan sekutu mereka yang paling dekat Teheran.
Abdul Rahim Hamad, seorang muslim Sunni yang murtad menjadi Syiah yang tinggal di kamp pengungsi Jabalia, mengatakan kepada AFP bahwa ia murtad menjadi Syi’ah lima tahun yang lalu. Dia mengatakan bahwa adanya peningkatan jumlah Syi’ah di Gaza karena pengaruh Iran dan Hizbullah Libanon di wilayah tersebut.
"Kami sekarang berjumlah ratusan di Gaza. Kami akan memulai kegiatan politik kami secepatnya. Syi’ah Palestina akan memainkan peranan penting dalam mengontrol wilayah ini di masa depan," seperti dikutip AFP atas pernyatannya.
Ahmad Yussuf, penasehat Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyah, membantah adanya peningkatan jumlah Syi’ah di Gaza, tapi ia menambahkan bahwa rakyat Palestina "cinta Iran dan Hizbullah."
Namun, sumber keamanan dari Jalur Gaza mengatakan bahwa pasukan polisi Kamis lalu menutup tempat masyarakat Syiah "al-Baqeyat al-Salehat", yang terletak di Gaza utara.
"Kami terkejut oleh penutupan tempat masyarakat Syiah dan semua utilitas afiliasinya termasuk tempat olahraga nya, kelas Quran dan pusat pemuda," kata Hisyam Salim, ketua masyarakat Syiah Gaza, mengatalan kepada kantor berita Ma’an Palestina.
Dia mengatakan bahwa "al-Baqeyat al-Salehat" adalah masyarakat amal yang diberi lisensi di kota itu empat tahun yang lalu.
"Masyarakat ini menerima dana dari negara asing, termasuk Iran," katanya.
Iran, di sisi lain, teriritasi oleh penyebaran doktrin Sunni di provinsi Khuzestan yang juga dikenal sebagai Arabstan atau Ahvaz yang memiliki mayoritas penduduk Arab.
Beberapa penduduk provinsi Arab percaya bahwa konversi ke doktrin Sunni mungkin akan mengakhiri hubungan satu-satunya mereka dengan Iran. Sebagian lain percaya bahwa masalah Ahvaz merupakan masalah nasional yang tidak akan pernah diselesaikan melalui konversi dari satu sekte yang lain.
Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, dalam kunjungan ke Khuzestan pada tahun 2010, mengisyaratkan akan adanya penyebaran yang cepat dari doktrin Sunni di antara orang-orang Arab di provinsi ini.
Ulama Syiah Iran Muhammad Jawad Adil juga memperingatkan terhadap kenaikan yang signifikan dalam jumlah Sunni di Iran, terutama di daerah perbatasan, dan menggambarkannya sebagai "isu yang sangat serius" dan mendesak pemerintah Iran untuk secara tegas menghadapi apa yang disebut "Sunni misionaris. "
artikel
,
politik
,
sunni
,
syiah
,
timur tengah
Langganan:
Postingan
(
Atom
)